Rabu, 19 Desember 2012

Peta Diftong




 Peta Diftong


Diftong adalah vokal yang berubah kualiasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "harimau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-mau" tidak dapat dipisahkan menjadi "ma·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> pada kata "sungai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ngai".
Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing terdiri atas dua suku kata.


Peta Konsonan



Peta Konsonan
 Tempat artikulasi


Cara artikulasi
bilabial
labiodental
apikodental
laminoalveolar
laminopalatal
dorsovelar
faringal
glotal
hambat
P b


t d

k g

?
geseran

f v
θ   ð
s z
ʃ   Ȝ
   x
      h

paduan




      C
        j



seangauan
m


n
ñ
    ŋ


getaran



r




sampingan



l




Hampiran
w



y




Konsonan dibedakan berdasarkan tempat artikulasi dan cara artikulasi.
Berdasarkan tempat artikulasinya, ada empat konsonan, yaitu:
ü  Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada dua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan bilabial yaitu, p, b, m.
ü  Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah bibir atas, gigi bawah merapat pada bibi atas. Yang termasuk konsonan labiodental yaitu, f, v.
ü  Laminoalveolar, yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi, dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi. Yang termasuk  konsonan laminoalveolar yaitu, t, d.
ü  Dorsovelar, yaitu konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum langit-langit lunak. Yang termasuk konsonan dosovelar yaitu k, g.
Berdasarkan cara artikulasinya, artinya bagaimana gangguan dan hambatan yang dilakukan pada arus udara itu, maka konsonan dibedakan atas:
ü  Hambat (letupan, plosive, stop). Di sini artikulator menutup sepenuhnya aliran udara, sehingga udara terhalang di belakang tempat penutupan itu. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba, sehingga terjadinya letupan. Yang termasuk konsonan letupan ini adalah p, b, t, d, k, g.
ü  Geseran. Di sini artikulator aktif mendekati artikulator pasif, membentuk celah sempit, sehingga udara yang lewat mendapat gangguan di celah itu. Yang termasuk konsonan geseran adalah f, s, z.
ü  Paduan. Di sini artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara , lalu membentuk celah sempit dengan artikulator pasif. Yang termasuk konsonan ini adalah c, j.
ü  Sengauan atau nasal. Di sini artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, tetapi membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh konsonan nasal adalah m, n, ñ, ŋ.
ü  Getaran atau trill. Di sini artikulator aktif melalui kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang. Contohnya konsonan r.
ü  Sampingan. Disni artikulator aktif  menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut , lalu membiarkan udara keluar melalui simpang lidah. Contoh konsonan l
ü  Hampiran. Di sini artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Oleh karena itu, bunyi yang dihasilkan juga sering disebut semi vokal. Di sini hanya ada dua buah bunyi, yaitu w dan y.