Minggu, 29 September 2013

Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia


Kata Benda atau Nomina
Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan.
Kata benda menurut wujudnya, dibagi atas :
1.      Kata benda konkret
Kata benda konkret adalah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap panca indera, dibagi alas:
a.       Nama diri
b.      Nama zat dan lain sebagainya.
2.      Kata benda abstrak
Kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera.

Untuk menentukan apakah suatu kata masuk dalam kategori kata benda atau tidak, kita menggunakan dua prosedur:
1.      Melihat dari segi bentuk sebagai prosedur pencalonan
2.      Melihat dari segi kelompok kata ( frasa), sebagai prosedur penentuan

a)      BENTUK
Segala kata yang mengandung morfem terikat ( imbuhan ) : ke-an, pe-an, ke-, dicalonkan sebagai kata benda.
Contoh: perumahan, kecantikan, pelari, kehendak dan lain-lain.
Tetapi di samping itu ada sejumlah besar kata yang tidak dapat ditentukan masuk kata benda berdasarkan bentuknya, walaupun diketahui bahwa itu adalah kata benda.
Contoh: meja, kursi, pohon, dan lain-lain


b)      KELOMPOK KATA
Kedua macam kata benda itu (baik yang berimbuhan maupun yang tidak berimbuhan) dapat mengandung suatu ciri struktural yang sama yaitu dapat diperluas dengan yang + Kata Sifat
Contoh: perumahan yang baru
               pelari yang cepat
               kehendak yang baik
               meja yang bagus
               pohon yang tua

c)      TRANSPOSISI
         Suatu kata yang asalnya dari suatu jenis kata, dapat dipindahkan jenisnya ke jenis lain. Pemindahan itu terjadi karena menambahkan imbuhan atau partikel. Kata ajar, sebenarnya kata kerja, jika ditambahkan afiks pe-, maka dapat ditransposisikan menjadi kata benda: pelajar.         
         Sebaliknya ada kata benda yang dapat ditransposisikan menjadi kata kerja, misalnya kopi menjadi mengopi.

d)     SUB-GOLONGAN KATA BENDA
         Karena kata ganti adalah kata yang menduduki tempat kata benda dalam hubungannya atau posisi tertentu, serta strukturnya sama dengan kata benda, maka kata ganti dimasukan dalam jenis kata benda dan diperlakukan sebagai sub-golongan dari kata benda.
         Melalui substitusi, kata ganti menduduki segala macam fungsi yang dapat diduduki oleh kata benda.
Contoh: Fitra pergi ke kampus                    Ia pergi ke kampus
               Dosen mengajar Fitra                   Dosen mengajarnya


   Kata Kerja atau Verba
         Kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan atau perilaku.
Berdasarkan pelengkapnya, kata kerja terbagi atas :
1.      Kata kerja transitif: kata kerja yang menghendaki adanya suatu pelengkap.
Contoh: memukul, menangkap, melihat dan sebagainya
2.      Kata kerja intransitif: kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap.
Contoh: menangis, meninggal, berjalan dan sebagainya

         Untuk menentukan apakah suatu kata masuk kata benda atau tidak, dengan cara mengikuti kedua prosedur di atas.

a)      BENTUK
Segala kata yang berimbuhan: me-, ber-, -kan, di-, -i dapat dicalonkan menjadi kata kerja.

b)      KELOMPOK KATA
Segala macam kata tersebut di atas dalam segi kelompok kata mempunyai kesamaan struktur yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + Kata Sifat.
Contoh:
Ia berbicara dengan keras
Anak itu menari dengan gemulai

c)      TRANSPOSISI
Kata kerja dapat dipindah jenisnya ke jenis kata lain dengan pertolongan morfem terikat, misalnya menari menjadi penari, tarian; membaca menjadi pembaca, bacaan, dan lain-lain. Begitu pula sebaliknya, kata benda atau kata sifat dapat ditransposisikan menjadi kata kerja, misalnya pendek menjadi memendekkan, turun menjadi menurunkan dan sebagainya.

Kata Sifat atau Adjektifa
         Menurut Aristoteles, kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan sari sesuatu benda, misal tinggi, rendah, lama, baru dan sebagainya.

         Untuk menentukan apakah suatu kata masuk kata benda atau tidak, dengan cara mengikuti kedua prosedur di atas.

a)      BENTUK
        Dari segi bentuk segala kata sifat dalam bahasa Indonesia bisa mengambil bentuk: se + reduplikasi kata dasar + nya
Contoh: se-tinggi-tinggi-nya
              se-cepat-cepat-nya
              se-baik-baik-nya

b)      KELOMPOK KATA
Dari segi kelompok kata, kata-kata sifat dapat diterangkan olek kata-kata: paling, lebih, sekali.
Contoh: paling besar, lebih besar, besar sekali
              paling cepat, lebih cepat, cepat sekali
              paling baik, lebih baik, baik sekali

c)      TRANSPOSISI
        Semua kata yang tergolong kata sifat dapat berpindah jenis kata dengan bantuan morfem-morfem terikat: pe-, ke-an, me-, -kan dan sebagainya.
Contoh: pembesar, membesarkan, perbesar, pembesaran, kebesaran dan lain-lain

d)     SUB-GOLONGAN
Kata-kata bilangan berdasarkan sifatnya dapat digolongkan dalam kata sifat sebagai sub-golongan karena merupakan kelompok dengan ciri-ciri tersendiri tapi karena secara substitusional dapat menduduki tugas-tugas dari kata sifat.
Kata Ganti atau Pronomina
Yang termasuk jenis kata ini adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan.
Kata ganti menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas:

1.      Kata Ganti Orang (Pronomina Personalia)
a.       Orang I
1)      Tunggal : aku
untuk menyatakan kerendahan diri: hamba, sahaya, patik, abdi
untuk mengungkapkan sesuatu suasana yang agung: kami (pluralis majestatis)
2)      Jamak : kami, kita
b.      Orang II
1)      Tunggal : engkau, kamu
paduka, tuan, Yang Mulia, saudara, ibu, bapak dan lain-lain
2)      Jamak : kamu
c.       Orang III
1)      Tunggal : dia, beliau
Untuk orang yang sudah meninggal: mendiang, almarhum atau almarhumah
2)      Jamak : mereka

2.      Kata Ganti Empunya (Pronomina Possessiva)
Adalah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai pemilik: -ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka.
Dalam fungsinya sebagai pemilik, kata-kata ini mengambil bentuk ringkas dan dirangkaikan saja di belakang kata yang diterangkan (disebut sebagai bentuk enklitis).
Contoh: pensilku = pensil aku
pensilmu = pensil kamu
apabila bentuk ringkas itu dirangkaikan di depan sebuah kata, disebut proklitis.
Contoh: kupinjam, kaupinjam

3.      Kata Ganti Penunjuk (Pronomina Demonstrativa)
Adalah kata yang menunjuk di mana terdapat sesuatu benda. Ada tiga macam kata ganti penunjuk:
a.       Menunjuk sesuatu di tempat pembicara                : ini
b.      Menunjuk sesuatu di tempat lawan bicara            : itu
c.       Menunjuk sesuatu di tempat orang ketiga            : di  sana

4.      Kata Ganti Penghubung (Pronomina Relativa)
Adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dengan suatu kata benda yang terdapat dalam induk kalimat. Jadi fungsi kata penghubung adalah:
a.       Menggantikan kata benda yang terdapat dalam induk kalimat
b.      Menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.

5.      Kata Ganti Penanya (Pronomina Innterrogativa)
Adalah kata yang menanyakan tentang benda, orang atau suatu keadaan. Kata ganti penanya dalam bahasa Indonesia yaitu:
a.       Apa          : untuk menanyakan benda
b.      Siapa        : (si + apa) untuk menanyakan orang
c.       Mana        : untuk menanyakan pilihan seseorang atau beberapa hal barang.
Kata ganti penanya tersebut dapat dipakai lagi dengan bermacam-macam penggabungan dengan kata depan
Contoh: 
dengan apa                      dengan siapa                           dari mana
untuk apa                         untuk siapa                              ke mana
buat apa                           kepada siapa                            dan lain-lain
Selain dari kata-kata itu ada pula kata ganti penanya yang lain yang bukan menanyakan orang atau benda tetapi menanyakan keadaan, perihal dan sebagainya:
mengapa                          bilamana                                  betapa
berapa                              kenapa                                     bagaimana

6.      Kata Ganti Tak Tentu (Pronomina Indeterminativa)
Adalah kata yang menggantikan atau menunjukkan benda atau orang dalam keadaan yang tidak tentu atau umum.
Contoh:
masing-masing                 siapa-siapa                               seseorang
sesuatu                             barang                                     para
salah (salah satu…)
Kata Keterangan atau Adverbia
          Kata keterangan oleh tata bahasa tradisional ditempatkan sebagai satu jenis kata.kekurangan atau kelemahan dari dasar-dasar yang digunakan untuk menentukan jenis kata. Kata keterangan tidak lain adalah suatu kata atau kelompok kata yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi untuk menerangkan kata kerja, kata sifat, kata keterangan yang masing-masingnya menduduki pula suatu jabatan atau fungsi dalam kalimat.
Tata bahasa tradisional, akan tampak bahwa dalam beberapa hal akan timbul kekacauan atau kekaburan, sebab ada kata yang sudah kita golongkan  sebagai kata keterangan nanti akan dimasukkan lagi dalam kata depan, atau bagian dari kata keterangan itu sebenarnya adalah kata sifat dan sebagainya.kata keterangan secara tradisonal dapat dibagi-bagi lagi atas beberapa macam berdasarkan artinya atau lebih baik berdasarkan fungsinya dalam kalimat.

1.      KATA KETERANGAN KUALITATIF
Adalah kata keterangan yang menerangkan atau menjelaskan suasana atau situasi dari suatu perbuatan.
Biasanya kata keterangan ini dinyatakan dengan mempergunakan kata depan dengan + kata sifat.jadi sudah tampak di sini bahwa kata keterangan itu bukan merupakan suatu jenis kata tetapi adalah suatu fungsi atau jabatan dari suatu kata atau kelompok kata dalam sebuah kalimat.
Contoh: ia berjalan perlahan-lahan
Ia menyanyi dengan nyaring

2.      KATA KETERANGAN WAKTU
Adalah kata keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu biadang waktu:sekarang,nanti,kemarin,kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan, bulan depan, dan lain-lain.
Kata-kata seperti :
Sudah, setelah, sekarang, nanti, kemarin, kemudian, minggu depan dan lain-lain

3.      KATA KETERANGAN TEMPAT
Segala macam kata ini memberi penjelasan atas berlangsungnya suatu peristiwa atau perbuatan dalam suatu ruang, seperti:di sini, di situ, di sana, ke mari,ke sana, di rumah, di bandung, dari Jakarta dan sebagainya.
Dari contoh-contoh di atas yang secara konvensional dianggap kata keterangan tempat, jelas tampak bahwa golongan kata ini pun bukan suatu jenis kata, tetapi merupakan suatu kelompok kata yang menduduki suatu fungsi tertentu dalam kalimat. Keterangan tempat yang dimaksudkan dalam tata bahasa-tata bahasa lama terdiri dari dua bagian yaitu kata depan (di, ke, dalam ) dan kata benda atau kata ganti petunjuk.
 

Senin, 13 Mei 2013

Sekumpul Lautan Manusia: Haul Guru Sekumpul yang ke-8


Subhanallah....
hanya itulah kata-kata yang bisa terlontar dari bibir ini, 250.000 lebih jamaah memadati wilayah Sekumpul (Minggu, 12 Mei 2013) untuk memperingati Haul Guru Sekumpul yang ke-8. Setiap tahunnya jamaah yang datang selalu bertambah. Jamaah yang datang tidak hnya dari Kalimantan, tetapi juga dari berbagai wilayah,  seperti Jawa, Sumatra dan luar Indonesia. Untuk wilayah Sekumpul sendiri sejak pagi sudah diberlakukan sistem car free day. Jamaah yang menuju Mushola Arraudah berjalan kaki dari tempat parkir yang disediakan untuk mengatasi kemacetan yang lebih parah.






sumber gambar: http://www.facebook.com/groups/parapencinta.abahguru/?ref=ts&fref=ts



Sabtu, 11 Mei 2013

satu kata "SKRIPSI"

Apa yang ada di pikiran Anda jika mendengar kata "skripsi"?  Setiap orang yang menempuh jenjang pendidikan S-1 tentu akan menemuinya (terkecuali yang gugur seleksi alam alias berhenti kuliah). Bagi sebagian orang mungkin biasa saja,tapi mungkin juga bagi sebagian mahasiswa semester akhir merupakan suatu "momok" yang dianggap angker. Dan saya baru saja melewati pase itu.
Sejak menjadi calon mahasiswa (masih SMA) saya selalu berkeinginan bisa menyelesaikan kuliah tidak sampai empat tahun padahal saya sendiri masih meraba-raba seperti apa perkuliahan itu. Mengapa mereka para mahasiswa tidak memakai seragam? Mengapa di televisi mereka seringa tauran? Mengapa begini dan mengapa mengapa lagi.
Singkat cerita saya telah menjadi mahasiswa di FKIP. Semester 7 saya mulai menggarap yang namanya skripsi. Dimulai dari mengajukan proposal penelitian, bertemu dengan dosen, konsultasi, memperbaiki, konsultasi lagi, perbaiki lagi, konsultasi lagi, perbaiki, konsul, perbaiki, dan untuk bab 1 saja sampai 6kali konsultasi, sungguh berbeda dengan teman-teman saya yang sekali konsultasi langsung sampai bab 1-3.
Saat semester 7 saya begitu giat ingin secepatnya menyelesaikan skripsi karena satu hal, awal tahun depan (2013) saya ingin menikah, hehehe... tak munafik, tujuan saya awalnya yang terpenting adalah itu, =D. Hari terus berlalu, tibalah waktu batas pendaftaran sidang, berhubung dosen pembimbing saya adalah orang penting di Universitas terkadang ada kalanya beliau sangat sibuk. namun disela kesibukan beliau yang sangat luar biasa beliau masih sabar menghadapi orang-orang yang mengharap bimbingan beliau. dan yang terjadi dengan saya adalah ketika skripsi telah rampung, saya terlambat mendaftar sidang. Alhasil saya harus gigit jari. Memang, jika saya bisa ikut sidang, saya merupakan satu-satunya di kelas saya yang bisa lulus 7 semester.

Rabu, 19 Desember 2012

Peta Diftong




 Peta Diftong


Diftong adalah vokal yang berubah kualiasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "harimau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-mau" tidak dapat dipisahkan menjadi "ma·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> pada kata "sungai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ngai".
Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing terdiri atas dua suku kata.


Peta Konsonan



Peta Konsonan
 Tempat artikulasi


Cara artikulasi
bilabial
labiodental
apikodental
laminoalveolar
laminopalatal
dorsovelar
faringal
glotal
hambat
P b


t d

k g

?
geseran

f v
θ   ð
s z
ʃ   Ȝ
   x
      h

paduan




      C
        j



seangauan
m


n
ñ
    ŋ


getaran



r




sampingan



l




Hampiran
w



y




Konsonan dibedakan berdasarkan tempat artikulasi dan cara artikulasi.
Berdasarkan tempat artikulasinya, ada empat konsonan, yaitu:
ü  Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada dua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan bilabial yaitu, p, b, m.
ü  Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah bibir atas, gigi bawah merapat pada bibi atas. Yang termasuk konsonan labiodental yaitu, f, v.
ü  Laminoalveolar, yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi, dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi. Yang termasuk  konsonan laminoalveolar yaitu, t, d.
ü  Dorsovelar, yaitu konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum langit-langit lunak. Yang termasuk konsonan dosovelar yaitu k, g.
Berdasarkan cara artikulasinya, artinya bagaimana gangguan dan hambatan yang dilakukan pada arus udara itu, maka konsonan dibedakan atas:
ü  Hambat (letupan, plosive, stop). Di sini artikulator menutup sepenuhnya aliran udara, sehingga udara terhalang di belakang tempat penutupan itu. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba, sehingga terjadinya letupan. Yang termasuk konsonan letupan ini adalah p, b, t, d, k, g.
ü  Geseran. Di sini artikulator aktif mendekati artikulator pasif, membentuk celah sempit, sehingga udara yang lewat mendapat gangguan di celah itu. Yang termasuk konsonan geseran adalah f, s, z.
ü  Paduan. Di sini artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara , lalu membentuk celah sempit dengan artikulator pasif. Yang termasuk konsonan ini adalah c, j.
ü  Sengauan atau nasal. Di sini artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, tetapi membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh konsonan nasal adalah m, n, ñ, ŋ.
ü  Getaran atau trill. Di sini artikulator aktif melalui kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang. Contohnya konsonan r.
ü  Sampingan. Disni artikulator aktif  menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut , lalu membiarkan udara keluar melalui simpang lidah. Contoh konsonan l
ü  Hampiran. Di sini artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Oleh karena itu, bunyi yang dihasilkan juga sering disebut semi vokal. Di sini hanya ada dua buah bunyi, yaitu w dan y.